Skip to content
berita harian terbaik
Menu
  • Home
  • Sains
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Bisnis
  • Olahraga
  • hewan peliharaan
  • memasak
  • tentang kami
Menu
Cermati

Combivent: Deskripsi, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Posted on July 24, 2022 by 63zvg

Combivent adalah obat untuk meredakan gejala mengi atau sesak napas. Berikut aturan pakai, dosis, dan efek samping Combivent.

Karena kondisi kesehatan, penyakit bawaan, atau kualitas udara yang buruk, beberapa orang mungkin mengalami masalah pernapasan yang mengganggu. Padahal, jika tidak segera ditangani, masalah yang menyerang saluran pernapasan ini bisa membahayakan nyawa penderitanya dan bisa berakibat fatal. Untuk itu, bagi penderita penyakit ini sudah sepatutnya untuk selalu memberikan obat-obatan sebagai pertolongan pertama ketika masalah kesehatannya kambuh.

Salah satu jenis obat yang berguna untuk mengobati dan mencegah gejala mengi atau sesak napas akibat penyempitan saluran pernapasan adalah Combivent. Tentunya sebagai obat resep, penggunaan Combivent tidak boleh sembarangan. Pasalnya, selain mengurangi khasiatnya, tidak mengetahui cara penggunaan obat ini juga bisa menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan nyawa.

Nah, untuk mengetahui apa itu Combivent, manfaat, dosis, aturan pakai, dan efek sampingnya, simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Hati-Hati! Sesak napas bisa menjadi gejala berbagai penyakit kronis yang berbahaya

Apa itu Combivent?

Combivent adalah…

Combivent adalah jenis obat yang memiliki manfaat untuk mencegah dan meredakan gejala mengi atau sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan. Saluran udara yang menyempit seringkali merupakan akibat dari PPOK atau asma. Obat ini dapat ditemukan dalam bentuk cairan inhalasi atau botol dosis satuan.

Obat ini mengandung bahan aktif yang disebut ipratropium bromida dan salbutamol sulfat. Perpaduan kedua bahan aktif tersebut bekerja dengan cara melebarkan bronkus dan merelaksasi otot-otot saluran pernapasan. Dengan begitu, aliran udara yang masuk ke paru-paru bisa kembali lancar dan meningkat.

Termasuk sebagai obat resep, Combivent adalah obat dengan kategori bronkodilator dan hanya dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak di atas usia 12 tahun dengan selalu mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter.

Sedangkan pada ibu hamil, obat ini tergolong kategori C. Artinya, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan, Combivent diketahui dapat menimbulkan efek samping pada janin, namun belum ada penelitian terkontrol terkait kebenarannya. ini pada manusia. Jadi, penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan jika manfaat yang diberikan lebih besar daripada risikonya bagi janin.

Kemudian, bagi ibu yang sedang menyusui, belum diketahui apakah zat dan kandungan Combivent dapat diserap dalam ASI atau tidak. Dengan kata lain, jika Anda sedang menyusui dan berencana untuk meminum obat ini, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui potensi efeknya pada bayi yang menyusui.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan Combivent

Seperti halnya obat jenis lain, penggunaan Combivent harus diperhatikan dengan seksama agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lain bagi penggunanya. Agar lebih aman dan mampu mengoptimalkan manfaatnya, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini.

  • Jangan gunakan obat ini jika Anda alergi terhadap salah satu bahan Combivent, yaitu salbutamol dan ipratropium bromide.
  • Hindari penggunaan obat ini jika Anda memiliki alergi terhadap obat turunan atropin.
  • Obat ini tidak boleh digunakan oleh pasien yang menderita kardiomiopati hipertrofik atau orang dengan masalah dengan irama jantung yang cepat.
  • Beritahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi, aritmia, serangan jantung, gangguan jantung atau pembuluh darah yang parah, penyakit ginjal, glaukoma, epilepsi, pembesaran prostat dan disertai dengan keluhan buang air kecil, penyakit hati, hipertiroidisme, atau kencing manis.
  • Hindari mengemudi langsung, mengoperasikan alat berat, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan tingkat fokus tinggi setelah menggunakan Combivent. Pasalnya, obat tersebut bisa menyebabkan penglihatan kabur dan sakit kepala.
  • Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang aktif mengonsumsi obat jenis lain, termasuk produk herbal atau suplemen.
  • Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk mengikuti program kehamilan, atau sedang menyusui.
  • Jika Anda secara teratur menggunakan obat ini, beri tahu dokter Anda tentang penggunaannya saat berencana menjalani operasi atau prosedur medis tertentu.
  • Jika gejala alergi obat atau overdosis muncul setelah menggunakan obat ini, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter agar dapat diperoleh penanganan medis yang tepat.

Petunjuk Penggunaan dan Dosis Combivent

Pada dasarnya aturan pakai dan dosis Combivent untuk meredakan serangan asma atau penyempitan saluran napas akibat PPOK tidak terlalu sulit. Namun, sebaiknya diskusikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat ini untuk mengetahui aturan penggunaan dan dosis penggunaan yang tepat.

Berikut ini adalah gambaran umum penggunaan Combivent secara umum.

  • Dosis pertama, gunakan 1 Combivent UDV atau botol dosis satuan. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 UDV jika gejala tidak membaik setelah 1 UDV.
  • Untuk dosis pemeliharaan, gunakan 1 UDV 3 sampai 4 kali per hari.

Baca Juga: Cek Harga Isi Ulang dan Lokasi Beli Tabung Oksigen Darurat di Jabodetabek

Cara yang Benar untuk Menggunakan Combivent

Penggunaan obat ini dilakukan melalui alat yang disebut nebulizer yang dapat mengubah cairan Combivent menjadi uap. Saat menghirup uap, disarankan untuk memakai juru bicara untuk mencegah paparan uap yang kontak dengan mata yang dapat menyebabkan iritasi, nyeri, dan gangguan penglihatan. Jika hanya ada masker, usahakan menggunakan masker yang ukurannya pas dan bisa dipasang dengan benar.

Di klinik atau rumah sakit, obat ini akan diberikan oleh tenaga medis atau dokter. Perawatan sendiri di rumah mungkin direkomendasikan pada pasien yang tubuhnya tidak merespon bronkodilator agonis beta terhadap pengobatan sebelumnya.

Dokter juga akan menggunakan nebulizer untuk menguapkan cairan dari obat ini, dan minta pasien untuk menghirup uapnya. Pastikan cara menggunakan nebulizer saat menggunakan obat ini.

Jika setelah penggunaan pertama UDV gejalanya tidak mereda, disarankan untuk tidak menambah dosis obat tanpa memberitahukan dokter terlebih dahulu. Jangan gunakan obat ini di rumah jika gejala sesak napas sudah parah, dan segera hubungi dokter agar mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Segera hentikan penggunaan obat ini dan konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala overdosis, misalnya:

  • Takikardia.
  • Jantung berdebar.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Sakit dada.
  • Wajah, dada, atau leher terasa panas dan merah.
  • Getaran.

Interaksi kombinasi bila digunakan dengan obat lain

Interaksi obat dapat terjadi saat menggunakan Combivent dengan jenis obat tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh interaksi Combivent ketika digunakan dengan obat lain.

  • Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan dengan obat-obatan dari kelompok xanthine, misalnya, aminofilin dan teofilin, obat diuretik dan kortikosteroid.
  • Mengurangi efektivitas Combivent bila digunakan dengan obat beta-blocking.
  • Meningkatkan efek samping pada jantung bila digunakan dengan anestesi.
  • Meningkatkan keparahan efek samping bila digunakan dengan obat dari kelas xanthine, agonis beta, atau antikolinergik sistemik.

Efek Samping Combivent

Ada beberapa efek samping ringan yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat ini, antara lain:

  • Sakit kepala atau pusing.
  • Tenggorokan atau mulut terasa kering.
  • Mual dan muntah.
  • Batuk.
  • Sembelit.
  • Diare.

Segera konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak mereda, atau malah bertambah parah. Lakukan hal yang sama jika Anda mengalami gejala alergi obat atau efek samping yang lebih serius, misalnya:

  • Mengi, sesak napas, atau merasa seperti Anda tersedak.
  • Detak jantung tak teratur.
  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak pada mata.
  • Sakit dada.
  • Getaran.
  • Penglihatan yang menyempit atau kabur.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Kaki atau pergelangan kaki bengkak.

Gunakan Combivent Dengan Tepat Agar Mampu Mengatasi Sesak Nafas Secara Optimal

Itulah penjelasan tentang apa itu Combivent, manfaatnya, petunjuk penggunaan dan dosisnya, hingga efek sampingnya. Sebagai obat resep, penggunaan Combivent harus disesuaikan dengan anjuran dokter agar manfaat dapat diperoleh secara maksimal dan meminimalkan risiko efek samping. Jika Anda memiliki gejala alergi obat atau efek samping khusus yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk menghubungi dokter agar pasien dapat segera ditangani dengan langkah medis yang tepat.

Baca Juga: Penyebab Gejalanya Sama, Ini Beda Bronkitis dan Pneumonia

Penafian:
Berita ini merupakan kerjasama antara Republika.co.id dan Cermati.com. Hal-hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafik, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • 5 ras anjing ini mirip dengan Doberman, sifat dan penampilannya tidak jauh berbeda
  • Mengapa Brad Pitt adalah bintang film terbaik abad ke-21?
  • Ingin Memiliki Golden Retriever? Ketahui 5 Hal Ini Halaman Pertama semua
  • Banyak pertanyaan seputar harga tiket film Servant of Satan 2 hanya Rp. 15.000, ini penjelasan XXI semua halaman
  • Cara Merawat Musang, dari Perawatan, Diet, hingga Kesehatan

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • August 2022
  • July 2022

Categories

  • Bisnis
  • hewan peliharaan
  • Hiburan
  • Kesehatan
  • memasak
  • Olahraga
  • Sains
  • Teknologi
  • hubungi kami
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat & Ketentuan
  • tentang kami
©2022 berita harian terbaik | Design: Newspaperly WordPress Theme