Jakarta, CNBC Indonesia – Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,3% pada 2022 dan 5,2% pada 2023. Lebih tinggi dari posisi 2021 yang mencapai 3,7% dan dipastikan Indonesia tidak akan terjebak resesi.
Dalam laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang dikutip CNBC Indonesia, Kamis (28/7/2022), pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan melampaui China yang ekonominya turun dari 8,1% menjadi 3,3% pada 2022.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih tinggi dari Amerika Serikat (AS) yang diprediksi pada tahun 2022 hanya mampu merealisasikan pertumbuhan sebesar 2,3% atau lebih rendah dari tahun 2021 yang sebesar 5,7%.
Apa rahasianya?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, kondisi ekonomi Indonesia mampu tumbuh tinggi dipengaruhi beberapa hal. Yang terpenting adalah pengendalian kasus Covid-19 belakangan ini. Memang ada sedikit peningkatan karena varian baru, tapi sejauh ini masih bisa diatasi.
Kemudian dari sektor eksternal. Lonjakan harga komoditas internasional mendorong peningkatan ekspor yang signifikan hingga neraca perdagangan mencatat rekor surplus selama 26 bulan berturut-turut.
Impor juga tumbuh, baik dari sisi bahan baku maupun barang modal seiring dengan peningkatan produksi dalam negeri.
Transaksi berjalan pada triwulan II 2022 diprakirakan surplus, lebih tinggi dari surplus pada triwulan sebelumnya, terutama ditopang oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas, sejalan dengan masih tingginya harga komoditas global. .
“Ini merupakan hal yang positif bagi perekonomian Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Foto: Anggaran Kami Juli (Screenshot)
Anggaran Kami Juli (Screenshot)
|
Pemerintah juga menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2022 mencatatkan inflasi sebesar 0,61% (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK Juni 2022 tercatat sebesar 4,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,55% (yoy).
Inflasi Indonesia masih jauh lebih baik daripada banyak negara lain. Sebab, pemerintah menahan harga energi melalui subsidi sebesar Rp 520 triliun.
“Anggaran negara merupakan instrumen yang sangat penting, tetapi ada tekanan besar untuk menjaga harga komoditas tersebut. Dengan ekspor, impor, dan inflasi yang baik, kondisi Indonesia masih relatif baik dibandingkan negara-negara peer,” jelasnya.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid disumbang oleh tingginya harga komoditas dunia, dimana Indonesia merupakan salah satu produsen komoditas tersebut.
“Perekonomian Indonesia pada 2022 diperkirakan akan mendapat rejeki nomplok dari harga komoditas yang tinggi untuk keseimbangan eksternal dan kondisi fiskal. Hal ini mengurangi dampak perlambatan ekonomi global dan inflasi yang melonjak,” jelas Faisal dalam rilis resminya.
Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus membaik tahun ini. Hal itu terlihat dari mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bersumber dari konsumsi masyarakat di tengah aktivitas yang meningkat.
Menurut Faisal, pemulihan permintaan dapat mendorong kegiatan produksi dan investasi.
“Dengan permintaan domestik yang sehat, pertumbuhan ekspor yang stabil, kondisi fiskal yang prudent, dan pengelolaan Covid-19 yang solid, menurut Faisal, ekonomi Indonesia mampu tumbuh sekitar 5,17% pada 2022, lebih kuat dari pertumbuhan tahun lalu,” jelas Faisal. .
Namun, inflasi harga konsumen (IHK) yang kini telah menyentuh level 4,35% pada Juni 2022 atau telah melampaui kisaran target inflasi pemerintah sebesar 2% hingga 4%, menurut Faisal, dapat mempengaruhi daya beli rumah tangga hingga taraf tertentu.
Namun, kinerja ekspor komoditas utama yang kuat dapat menopang pendapatan ekspor dan pendapatan fiskal yang tidak terduga.
“Hal ini memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi dan alokasi bantuan tunai tanpa syarat sementara yang dapat menjaga konsumsi swasta, dengan tetap mengurangi defisit anggaran menuju konsolidasi fiskal pada 2023,” katanya.
“Selanjutnya kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh sebesar 5,22% pada tahun 2023,” lanjut Faisal.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Mungkin bukan resesi, tapi bukan berarti RI baik-baik saja
(saya/saya)