Sejak Pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan Program Learning From Home (BDR). Sekolah diminta untuk menyesuaikan pembelajaran yang terjangkau dari rumah. Awalnya, Pemerintah memberikan paket internet untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dari rumah. Namun, pada akhirnya, subsidi itu hanya bertahan sebentar.
Dengan tuntutan BDR yang harus terus berjalan, kebutuhan internet di setiap rumah semakin meningkat. Guru khususnya tidak bisa hanya mengandalkan pulsa internet biasa. IndiHome menjadi pilihan banyak pendidik untuk mendukung pembelajaran yang berkelanjutan. Guru juga didorong untuk lebih kreatif dalam memberikan stimulasi kepada siswa. Hingga akhirnya Program Belajar Mandiri disosialisasikan. Prototipe program ini pertama kali muncul pada akhir tahun 2020. Kemudian untuk memaksimalkan pembelajaran dengan media yang mudah dan mendorong anak-anak untuk lebih mandiri dalam menggali potensi diri, Pembelajaran Mandiri menjadi kurikulum yang berlaku. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akhirnya diubah namanya menjadi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). Dibanding banyak tuntutan administratif, Kemendikbud menginginkan guru lebih fleksibel dalam memberikan pembelajaran. Fungsi guru yang selama ini hanya menjadi guru didorong untuk menjadi fasilitator yang mendorong anak untuk berpikir kritis dan kreatif.
Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan. Mulai dari PAUD hingga SMA/K. Guru juga dibebaskan dalam menyampaikan materi, tidak hanya menggunakan buku pelajaran, tetapi juga media audio visual. Ruang belajar anak-anak juga menjadi lebih luas, tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di ranah online. Guru dapat menggabungkan pembelajaran di kelas antara online dan offline yang disebut dengan hybrid. Guru diperbolehkan menggunakan media YouTube untuk memprovokasi atau memprovokasi anak, kemudian anak menggali ide untuk melakukan kegiatan sesuai imajinasinya sendiri dan mempraktekkannya langsung ke dalam sebuah proyek.
Tentunya kelas hybrid membutuhkan jaringan internet yang cepat, agar kelas berjalan dengan efektif. Guru diminta memberikan pembelajaran yang menyenangkan, tidak hanya dengan penjelasan verbal belaka, tetapi dapat menggunakan video pendukung yang tentunya saat ini tidak terbatas pada ranah online. Musik dan lagu menjadi warna dalam media pembelajaran untuk memaksimalkan kemampuan otak anak. Anak tidak diminta untuk mengejar cita-cita akademis semata, tetapi semua kegiatan anak harus mengandung Kompetensi Dasar, yaitu Nilai-Agama-Moral, Sosial-Emosi, Jasmani-Motorik, Bahasa, Kognitif dan Seni.
Belajar Merdeka Belakar juga diminta menghadirkan unsur STEAM. Dimana harus ada Science yaitu pengetahuan yang tidak terbatas, Teknologi yang menggunakan media pembelajaran yang tidak terbatas, Engineering yang merupakan kegiatan berbasis proyek atau berinovasi, Seni yang mengandung unsur seni, dan terakhir Matematika, kemampuan yang mendorong fungsi kognitif anak. . . Merdeka Learning berfokus pada pencapaian tumbuh kembang anak.
Dengan Belajar Mandiri, anak tidak harus hanya menggunakan teks tertulis, tetapi media sosial juga menjadi sarana bagi anak untuk mengekspresikan ide dan menunjukkan kemampuannya. Sarana belajar gratis untuk anak ini mendorong banyak anak untuk memaksimalkan kemampuan akademiknya, yang awalnya hanya belajar membosankan dengan banyak buku pelajaran untuk dibaca anak, menjadi bebas berekspresi karena sekolah tidak hanya fokus pada intrakurikuler tetapi juga ekstrakurikuler. Dengan demikian internet menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan saat ini. Apalagi dengan dorongan pemerintah untuk mempercepat Kurikulum Belajar Mandiri yang sedianya akan diterapkan pada tahun 2024, namun meminta semua institusi untuk segera mengadopsinya di setiap jenjang institusi pendidikan.

Saya seorang musafir, backpacker, saya seorang gadis yang agak menyenangkan, saya ingin memiliki lebih banyak teman dari setiap tempat.