JAKARTA – Para astronom akhirnya menemukan jawaban atas pertanyaan kapan bintang mulai bersinar.
Mereka mengatakan fenomena tersebut, juga dikenal sebagai “fajar kosmik”, terjadi antara 250 dan 350 juta tahun setelah Big Bang.
BACA JUGA:Anak Korban Penganiayaan Kapolres Bekasi : Pak Bagus, Tidak Suka Ayah Saya Suka Nonjok
Analisis menunjukkan bahwa galaksi pertama di alam semesta memancarkan cahaya yang cukup kuat, yang dapat dilihat dengan teleskop luar angkasa James Webb NASA, yang dijadwalkan diluncurkan tahun ini.
Studi tentang kapan tepatnya bintang mulai bersinar telah lama menjadi fokus penelitian oleh seorang ahli dari University College London, Inggris, Richard Ellis, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah The Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
BACA JUGA:Jepang Pecahkan Rekor Kasus COVID-19 Tertinggi Sejak Februari
Berbicara kepada BBC News, Profesor Ellis menjelaskan bahwa aspek penting dari penelitian ini adalah menelusuri kembali, sejauh mungkin, untuk melihat generasi pertama bintang dan galaksi.
“Dan sekarang, kita memiliki bukti pertama yang meyakinkan tentang kapan alam semesta kita mulai bersinar,” kata Ellis.
Tim Ellis menganalisis enam galaksi paling jauh. Galaksi-galaksi ini sangat berjauhan sehingga tampilannya ketika dilihat dengan teleskop paling kuat di dunia tidak lebih dari beberapa piksel di layar komputer.
Mereka juga termasuk galaksi paling awal di alam semesta. Setelah menentukan usia mereka, tim kemudian menghitung awal fajar kosmik, yaitu saat bintang-bintang pertama terbentuk.
Mengintip ke masa lalu
Dr Nicolas Laporte, dari Kavli Institute of Astronomy di Cambridge, Inggris, ditugaskan untuk memimpin analisis.
“Ini adalah salah satu pertanyaan terpenting dalam kosmologi modern. Untuk pertama kalinya kami mampu memprediksi kapan momen penting dalam sejarah alam semesta ini terjadi,” kata Laporte.
Dia mengatakan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu seperti “mimpi yang menjadi kenyataan”.
“Sungguh menakjubkan memiliki data bahwa partikel cahaya telah melewati alam semesta kita selama lebih dari 13 miliar tahun dan kemudian ke teleskop (kita). Salah satu keuntungan menjadi astrofisikawan adalah kemampuan untuk ‘perjalanan waktu’ dan melihat masa lalu. .lalu,” Laporte menjelaskan.
BACA JUGA:Ilmuwan Tegaskan Dampak Krisis Iklim Bikin Gelombang Panas Makin Menakutkan
Alam semesta terbentuk 13,8 miliar tahun yang lalu melalui Big Bang.
Setelah itu, alam semesta kita mengalami kegelapan. Menurut sebuah studi baru, 250 juta hingga 350 juta tahun setelah Big Bang, bintang-bintang pertama muncul, secara bersamaan membawa cahaya.
Yang penting dari penelitian ini adalah bahwa analisis oleh para ahli menunjukkan bahwa cahaya dari galaksi-galaksi awal ini cukup kuat untuk ditangkap oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Jika demikian, para astronom mungkin masih dapat menyaksikan momen-momen penting evolusi alam semesta secara langsung.
Kemungkinan ini disambut baik oleh astronom di Skotlandia, Profesor Catherine Heymans.
“Saya pikir itu fantastis. Bayangkan, manusia, sebuah peradaban kecil yang menghuni Planet Bumi, dapat membangun teleskop luar angkasa dan menggunakan teleskop ini untuk mengintip apa yang terjadi beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang,” kata Heymans.
Para peneliti menganalisis cahaya bintang di galaksi menggunakan teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer.
BACA JUGA:Menteri Bahlil: UMKM Jadi Perisai Ketahanan Ekonomi Indonesia
Jarak galaksi diukur menggunakan teleskop di Bumi, yaitu Atacama Large Millimeter Array (Alma), Very Large Telescope (VLT), dan Gemini South Telescope, semuanya terletak di Chili.
Para ahli juga memanfaatkan teleskop kembar Keck di Hawaii.
Berdasarkan analisis usia galaksi dan kapan mulai terbentuk, tim kemudian menghitung kapan bintang pertama lahir di alam semesta.