Teriakan minta tolong dengan suara serak terdengar dari lantai 2 sebuah minimarket di Jalan Dharma Bakti, Payung Sekaki, Pekanbaru sekitar pukul 01.55 WIB pada Minggu (24/7/2022) dini hari. Dada, seorang saudagar yang sedang berkemas untuk pulang, terkejut mendengar suara itu. Ia segera menghampiri sumber suara itu.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
TETAPI apa yang dilihatnya adalah suasana horor. Mereka yang berteriak minta tolong sudah berlumuran darah. Beberapa berhasil melarikan diri, lalu membuka pintu depan di lantai bawah, memegangi perut mereka yang berdarah. Ada yang terdesak, lalu memilih keluar dari jendela toko berlantai tiga empat pintu, lalu meloncat dari ketinggian sekitar 2,5 meter.
”Saya pikir ada pencuri, jadi saya berteriak minta tolong. Banyak yang datang, ada yang mengepung dari belakang. Lalu, tiba-tiba seseorang melompat dari lantai 2 berlumuran darah,” kata Dada.

Iklan
Saat melihat salah satu korban putus asa untuk melompat, Dada bertanya-tanya mengapa dia begitu putus asa untuk melompat dengan wajah sangat ketakutan. Rupanya, korban diserang oleh rekan kerjanya sendiri. Seorang pekerja yang baru masuk toko berinisial ES (18) menyerang rekannya sendiri dengan pisau dapur.
Sementara itu, warga lainnya bernama Riri, saat teriakan itu muncul, ia baru saja pulang dari membeli rokok di warung kecil yang buka hingga dini hari, tak jauh dari minimarket.
Melihat kondisi tegang disertai suara melengking seorang wanita dari dalam toko, Riri memilih untuk tidak mendekati lokasi. Ia memilih lari ke toko-toko di sekitar minimarket untuk membangunkan warga.
”Saya segera berlari ke toko-toko untuk meminta bantuan. Yang pertama keluar adalah yang melompat dari lantai 2, saat itulah saya tahu mereka berteriak minta tolong karena ingin dibunuh, jadi saya menelepon warga lainnya. Ini bukan maling, ada yang salah,” kata Riri yang buka dagangan setiap hari hingga pukul 01.30 WIB.
Wanita yang melompat dari lantai 3 tidak mematahkan kakinya, tetapi dia juga terluka. Dari pernyataan wanita tersebut, baik Dada maupun Riri mengetahui bahwa itu adalah serangan dengan senjata tajam. Pelaku dan korban adalah sesama karyawan yang tinggal di toko swalayan.
Setelah banyak warga berkumpul, salah satu korban berinisial JST berhasil mendobrak pintu depan ruko dan kabur. Kemudian disusul oleh beberapa korban lainnya yang semuanya bersimbah darah.
Saat itu pelaku terlihat dari luar. Saat turun dari tangga toko, kondisi di dalam toko benar-benar mencekam. Seperti adegan di film horor, ES dikatakan kerasukan setan. Menurut beberapa warga, ES memang terlihat seperti orang kesurupan.
Ketika dia berada di tangga, dia menatap tajam dengan mata merah. Tangannya berlumuran darah, terlihat dalam cahaya redup. Saat pelaku berada di lantai dasar dan tidak ada pisau di tangannya, hanya berlumuran darah. Saat itu warga menyergapnya bersama-sama.
”Saya terluka, mereka membunuh saya,” kata pelaku masih berdiri dengan mata melotot dan tangan berdarah, seperti yang diceritakan warga.
Teriakan dengan arah dan makna yang tidak jelas itu diulang beberapa kali oleh pelaku sebelum diamankan oleh warga sekitar.
”Mengerikan, ketika pintu terbuka, di situlah dia tampak berdiri. Matanya melotot, tangannya berdarah. Di situlah dia ditangkap. Saat diangkat, dia pingsan, seperti orang kesurupan,” kata Dada mengingat saat pelaku terlihat dari luar ruko.
Berdasarkan cerita korban saat keluar dari toko, pelaku pada malam sebelum kejadian terlihat membawa pisau ke dalam kamar. Pisau adalah pisau yang mereka gunakan sehari-hari untuk memotong bawang.
Menurut penduduk setempat, termasuk sepengetahuan Dada dan Riri, mereka
baik korban maupun pelaku adalah karyawan yang relatif baru. Sejauh ini belum banyak yang mengenal mereka. Begitu korban berhasil keluar, mereka langsung dibawa kabur sehingga warga sekitar tidak banyak mendapat informasi.
Sepengetahuan sebagian warga, dari enam yang tinggal di toserba saat tragedi itu terjadi, hanya dua pegawai perempuan yang terhitung berpengalaman di Jalan Dharma Bakti Era Toserba 58. Sisanya adalah karyawan baru atau mutasi dari cabang lain Era 58 Department Store.
Informasi yang dikumpulkan Riaupos.coAdapun lima karyawan
Korban serangan ES adalah T yang dinyatakan meninggal dunia usai kejadian dengan luka di bagian leher dan perut. Kemudian LP yang mengalami luka di bagian perut dan dada kiri, JST mengalami luka tusuk di bahu kanan.
Kemudian IN mengalami luka tusuk di bagian punggung dan dada
kiri dan SS yang mengalami goresan di dahi. Para korban yang mengalami luka ringan dan luka berat dirawat, kemudian dinyatakan rawat jalan. Namun, tidak ada warga sekitar yang mengetahui kontak atau alamat para korban tersebut.
Hingga Selasa (26/7/2022) pagi tadi, ruko masih dikeroyok polisi. Tidak ada aktivitas sama sekali di luar dan di dalam toko. Padahal, sejak malam itu tidak ada kendaraan yang terparkir di halaman toko.
Hingga berita ini diturunkan, Polres Pekanbaru yang mengambil alih penanganan Lasus ini dari Polsek Payung Sekaki belum memberikan keterangan terbaru mengenai perkembangan penyidikan.
Kasat Reskrim Polsek Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan sebelumnya beralasan, pelaku masih menjalani pemeriksaan kesehatan.
”Diduga pelaku masih dirawat di rumah sakit dan menjalani pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman