
KENDARI, TELISIK.ID – Kecanduan gadget merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat mengontrol atau berlebihan dalam penggunaannya.
Apalagi pada usia remaja dan terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan atau yang masih sekolah yang dapat mengganggu fokus dalam belajar.
Saat ini bisa dikatakan hampir semua orang menggunakan gadget. Mulai dari smartphone, tablet atau laptop. Jika kita amati di berbagai tempat mulai dari sekolah, perkantoran, mall hingga angkutan umum, banyak sekali orang yang sibuk dengan gadgetnya. Gadget menjadi magnet yang sangat menarik dan adiktif, sehingga berkomunikasi melalui dunia maya adalah kewajiban sehari-hari dan bisa memakan waktu berjam-jam.
Kehadiran berbagai jenis gadget atau gadget di era digital seperti sekarang ini banyak menyedot perhatian dan waktu. Orang-orang disibukkan dengan aktivitas yang melibatkan perangkat seperti menjelajahi situs web, membalas percakapan melalui aplikasi perpesanan, atau tenggelam dalam keasyikan media sosial.
Tidak bisa dipungkiri, bermain di media sosial merupakan salah satu bentuk bersosialisasi saat ini. Namun, apakah sehat jika kita terus-menerus menatap layar?
Mengutip dari Republika.co.id, sosiolog di bidang jejaring sosial, Roby Muhamad mengatakan, saat ini banyak orang yang kecanduan bermain gadget. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang memeriksa ponsel cerdas mereka 300 hingga 500 kali sehari.
“Definisi kecanduan bukan terletak pada berapa kali dia memeriksa perangkatnya, tetapi bagaimana aktivitas dengan perangkat itu memengaruhi aktivitasnya sehari-hari,” kata Roby.
Seseorang dikatakan kecanduan jika aktivitasnya dengan smartphone membuatnya menyisakan waktu untuk aktivitas yang lebih penting seperti bekerja, mengurus keluarga, dan mengurus dirinya sendiri.
“Kalau kita tidak bisa membuka website atau chatting dan merasa ada yang kurang, itu masalahnya,” lanjut pria yang juga dosen psikologi Universitas Indonesia ini.
Hingga saat ini, fenomena adiksi masih menjadi perdebatan apakah pantas dikategorikan sebagai patologi klinis.
“Misalnya, ketika ditanya tentang angka-angka tentang cara menggunakan media sosial dengan cara yang sehat, tetap tidak ada,” kata pria berkacamata itu.
Bagi yang merasa sudah berada pada tahap kecanduan, khususnya kecanduan media sosial, Roby menyarankan untuk menjauhi gawai tersebut guna “menyembuhkan” kecanduan tersebut.
Sekarang sudah banyak terapis atau psikolog konsultan yang bisa membantu melepaskan diri dari kecanduan.
“Namun ini juga tidak mudah karena di sisi lain, media sosial didesain dengan notifikasi untuk menarik perhatian kita,” ujarnya.
Bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan gadget?
Melansir dari wartabanten.id, Ustaz Budi Ashari, Lc menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan tips. Menurutnya, urutan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Orang Tua (Bapa dan Ibu), harus bertaubat kepada Tuhan.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita, termasuk kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita. Agar Tuhan memurnikan dan membuka hati kita kembali.
2. Menuntut Pendidikan Anak
Ada banyak penelitian tentang pendidikan anak, luangkan waktu untuk belajar.
3. Berbuat sebaik mungkin
setiap hal buruk terjadi pada kita, temani dengan banyak kebaikan, karena kebaikan menghilangkan keburukan.
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, temani kesalahanmu (keburukan) dengan perbuatan baik, dia akan mampu menghapusnya dan bergaul dengan semua orang dengan akhlak yang baik.” (HR.Tirmidzi).
Baca Juga: Ternyata ada hak suami istri yang membatalkan hak Allah
4. Jangan langsung ke teknisnya
Jangan terburu-buru melakukan hal teknis sama sekali, karena kemampuan manusia sangat terbatas. Allah memiliki hati anak kita, maka mintalah kepada Allah.
Nawwas bin Sam’an Al Kilabi berkata, “Saya mendengar Rasulullah, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, mengatakan:
“Tidak ada satu hati pun kecuali berada di antara dua jari Tuhan semesta alam. Jika Dia ingin memberinya keistimewaan, Dia pasti akan memberinya keistimewaan. Dan jika Dia ingin memalingkannya (dari Islam). ), Dia pasti akan menjauhkannya dari Islam.”
Dan dia berdoa:
“Barangsiapa yang memiliki hati muqallibal maka dia adalah orang yang agamis”
(Ya Allah yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati kami pada agama-Mu).
Dan Al Mizan juga ada di Jari Ar-Rahman ‘azza wajalla Dialah yang meringankan dan mengangkatnya.”
(HR. Ahmad; disyahkan oleh syekh muqbil dalam shahiihul musnad).
Maka perbanyaklah membaca doa ini agar Allah membolak-balikkan hati anak-anak kita, karena Allah lah yang membolak-balikkan hati :
“Allahumma mushorrifal qulub shurif qulubuna ‘ala tho’atik.”
[Ya Allah yang memalingkan (membolak-balikkan) hati manusia, palingkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu].
5. Atasi sumber masalahnya
Jika kecanduan gadget ini seperti penyakit, maka untuk menyembuhkannya jauhkan anak dari sumber penyakit yaitu gadget.
Gadget adalah alat, mereka seperti pisau.
Kalau belum waktunya kasih gadget tapi sudah kita berikan, maka seperti memberikan pisau kepada bayi.
Gadget hanyalah alat, tidak menjamin komunikasi kita lancar dan tidak ada miscomm, kita hanya perlu percaya kepada Allah SWT agar Allah menjaga diri kita dan hati anak-anak kita.
Dua syarat yang harus diperhatikan sebelum memberikan gadget kepada anak:
? Gadget hanya untuk anak-anak yang jiwanya sudah tenang
? Pahami kelebihan dan kekurangannya.
6. Lakukan secara bertahap dengan dialog, jika tidak bisa maka ambil paksa gadget.
(Carilah seseorang yang dikagumi anak untuk melakukan hal ini, misalnya Ibu atau Ayah atau orang lain yang memiliki tempat khusus di hati anak. Ini akan mempermudah prosesnya).
Baca Juga: Tuhan Yang Telah Meninggal Dimuliakan Karena Doa AnakNya
7. Teladan
8. Sabar, dengan banyak kesabaran. (C)
Wartawan: Irawati
Editor: Haerani Hambali